SEJARAH PENGGUNAAN RONCE MELATI BAGI PENGANTIN PRIA JAWA
Penggunaan Roncean (rangkaian) Bunga Melati pada pengantin Jawa, khususnya mempelai pria tidak bisa dilepaskan dari sejarah Babad di tanah Jawa sendiri. Ini berkaitan dengan suatu peristiwa diakhir kejayaan Kesultanan Demak Bintoro di Jawa Tengah, atau menjelang berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta sekitar abad ke XVI.
Yaitu suatu peristiwa yang tercatat dalam sejarah tanah jawa, ketika Haryo Penangsang, Adipati Jipang Panolan (Blora), melakukan perlawanan terhadap kesultanan Pajang di bawah pimpinan Sultan Hadiwijaya I (Jaka Tingkir) yang merupakan menantu sultan Demak Terakhir. Kedigdayaan Haryo Penangsang memaksa Hadiwijaya menggunakan berbagai macam taktik untuk melumpuhkannya. Tersebutlah, Hadiwijaya mengirimkan putra salah seorang penasihatnya, Ki Ageng Pemanahan, yang bernama Danang Sutawijaya. Sutawijaya yang masih berusia sangat muda ini, maju ke medan laga untuk menaklukan Haryo Penangsang yang terkenal akan kesaktiannya.
Menurut legenda ketika Haryo Penangsang bertempur hebat dengan Sutawijaya, tombak yang dipakai Sutawijaya mengenai perut Haryo Penangsang hingga ususnya terburai. Haryo Penangsang yang terdesak mengambil inisiatif menempatkan ususnya yang terbuarai masuk ke dalam warangka (sarung keris) yang terselip di pinggangnya. Dan kondisi ini masih membuat Hryo Penangsang belum bisa dikalahkan.
Kekuatan dan kesaktian Haryo Penangsang membuat Sutawijaya kewalahan dan kehabisan tenaga, melihat kondisi ini Haryo Penangsang ingin segera menuntaskan pertempuran dengan membunuh menggunakan keris nya. Namun nahaas bagi Penangsang, mata keris justru memotong usus sendiri ketika mencabut keris dari warangkanya. Akhirnya Haryo penangsang tewas terbunuh oleh kerisnya sendiri.
Peristiwa ini membuat Sutawijaya berikrar karena terkesan dengan kegagahan Haryo Penangsang berperang dengan kondisi usus terburai yang disangkutkan ke dalam warangka. Dalam ikrarnya Sutawijaya memerintahkan anak lelaki keturunannya meniru Haryo penangsang. Sebagai tanda penghormatan kepada Haryo penangsang, dalam pernikahan anakknya terdapat RANGKAIAN/RONCE BUNGA MELATI pada keris yang dipakai dalam pernikahan sebagai ganti usus yang terburai.
Hingga kini tradisi ronce melati ini masih lestari di pernikahan adat Jawa. Dan sangat mungkin tak banyak yang tahu bagaimana cerita ronce melati ini menjadi bagian dari tradisi yang diletakkan di keris dalam adat pernikahan.
Menurut legenda ketika Haryo Penangsang bertempur hebat dengan Sutawijaya, tombak yang dipakai Sutawijaya mengenai perut Haryo Penangsang hingga ususnya terburai. Haryo Penangsang yang terdesak mengambil inisiatif menempatkan ususnya yang terbuarai masuk ke dalam warangka (sarung keris) yang terselip di pinggangnya. Dan kondisi ini masih membuat Hryo Penangsang belum bisa dikalahkan.
Kekuatan dan kesaktian Haryo Penangsang membuat Sutawijaya kewalahan dan kehabisan tenaga, melihat kondisi ini Haryo Penangsang ingin segera menuntaskan pertempuran dengan membunuh menggunakan keris nya. Namun nahaas bagi Penangsang, mata keris justru memotong usus sendiri ketika mencabut keris dari warangkanya. Akhirnya Haryo penangsang tewas terbunuh oleh kerisnya sendiri.
Peristiwa ini membuat Sutawijaya berikrar karena terkesan dengan kegagahan Haryo Penangsang berperang dengan kondisi usus terburai yang disangkutkan ke dalam warangka. Dalam ikrarnya Sutawijaya memerintahkan anak lelaki keturunannya meniru Haryo penangsang. Sebagai tanda penghormatan kepada Haryo penangsang, dalam pernikahan anakknya terdapat RANGKAIAN/RONCE BUNGA MELATI pada keris yang dipakai dalam pernikahan sebagai ganti usus yang terburai.
Hingga kini tradisi ronce melati ini masih lestari di pernikahan adat Jawa. Dan sangat mungkin tak banyak yang tahu bagaimana cerita ronce melati ini menjadi bagian dari tradisi yang diletakkan di keris dalam adat pernikahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar